Okupansi Kereta Api Tahun Ini Lebih Rendah dari 2020

Jakarta, CNN Indonesia --

PT KAI (Persero) menyatakan okupansi atau jumlah penumpang yang diangkut pada tahun ini masih anjlok akibat pandemi covid-19, bahkan lebih parah dari tahun lalu.

Direktur Niaga KAI Dadan Rudiansyah menyebut jumlah penumpang pada tahun ini lebih rendah dari tahun sebelumnya karena pada tahun lalu tingkat keterisian masih tertolong pada periode Januari-Februari atau sebelum covid-19 masuk RI.

Kendati tak merinci okupansi tahun ini, ia memberi gambaran kalau jumlah penumpang yang diangkut pada 2020 terjun 56 persen dari 2019 lalu. Ia mencatat pada 2019 KAI mengantarkan 429 penumpang, lalu turun menjadi hanya 185 juta saja pada tahun lalu.


"185 juta ini masih ter-cover ada 12,5 juta dari kondisi normal Januari-Februari, dibanding sekarang 2021 jauh lebih turun lagi," kata dia pada diskusi daring Bisnis Indonesia, Selasa (5/10).

Sedangkan untuk angkutan barang, ia menyebut terjadi penurunan dari 48 juta ton pada 2019 menjadi 45 juta ton pada 2020 atau turun 6,25 persen.

Ia menyebut penurunan terutama disumbang oleh PSBB tahun lalu saat pabrik tidak boleh. Namun, kemudian angkutan kargo berangsur membaik.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya memprediksi perusahaan masih akan mencatat kerugian sekitar Rp700 miliar tahun ini akibat merosotnya jumlah penumpang.

Kendati begitu, ia menyebut proyeksi rugi tahun ini lebih baik dari kerugian tahun lalu yang mencapai Rp1,7 triliun.

Salusra memaparkan, dari penurunan penumpang hingga 70 persen, perusahaan diperkirakan kehilangan pendapatan sebesar Rp7 triliun. Namun, dengan berbagai efisiensi, kerugian bisa ditekan menjadi Rp700 miliar.

"Kerugian 2021 diharapkan bisa berkurang dari Rp1,7 triliun menjadi maksimal Rp700 miliar di 2021," jelas dia pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (1/9).

[Gambas:Video CNN]

(wel/age)

0 Response to "Okupansi Kereta Api Tahun Ini Lebih Rendah dari 2020"

Post a Comment