Sederet Fakta Varian R1 Mutasi Baru Virus Corona Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah varian Delta yang lebih cepat menular, kini muncul varian baru R.1 yang telah ditemukan di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, China, India, dan Eropa bagian barat. Hingga 21 September ada 10.567 kasus R.1 yang dilaporkan terdeteksi di seluruh dunia.

Dilansir dari Health, Sarjana Senior di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health's Center for Health Security, Amesh A. Adalja mengatakan varian R.1 merupakan versi virus SARS-CoV-2 yang mengalami mutasi terkait dengan perubahan fungsi dari virus. Dengan kata lain, seperti halnya strain baru, R.1 dapat mempengaruhi orang secara berbeda dari virus versi asli.

Identifikasi strain baru menurutnya tidak selalu menyebabkan kepanikan. Adalja mengatakan kecil kemungkinan varian R.1 akan menyalip varian Delta sebagai mutasi virus SARS-Cov-2 yang paling parah atau dapat ditularkan.


Berikut fakta-fakta dari varian R.1 dari berbagai sumber:

1. Ditemukan Pertama Kali di Jepang

Meski banyak ditemukan kasus penularan di panti jompo di Kentucky, Amerika Serikat pada Maret. Varian baru ini pertama kali diidentifikasi di Jepang sekitar akhir 2021 hingga awal tahun ini. Varian ini terdeteksi pada salah tiga orang di satu keluarga di Jepang, yang berusia 40 tahun dan 10 tahun. Saat ini di Jepang telah ditemukan sebanyak 7.519 kasus akibat mutasi terbaru ini.

"Ketiga pasien ini tinggal di Jepang dan tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri," menurut laporan NIH. Laporan tersebut juga menyebutkan persentase isolat SARS-CoV-2 dalam R.1 di Jepang meningkat lebih cepat dibandingkan AS.

2. Ditemukan di Amerika Serikat April 2021

Varian ini bahkan sudah menyebar di 47 negara bagian Amerika Serikat. Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), ada sekitar 26 pasien dan 20 perawat yang positif terinfeksi Covid-19, di mana 28 spesimen yang diteliti terjangkit varian R.1. Sebanyak 2.259 orang di AS dilaporkan telah terinfeksi Covid-19 dari varian R.1.

3. Sudah Ada 10.567 Kasus varian R.1

Saat ini, varian R.1 hanya menyumbang 0,5% dari kasus COVID-19 di AS dan di seluruh dunia; Dihimpun dari Newsweek yang mengutip outbreak.info, Hingga 21 September ada 10.567 kasus varian R.1 yang dilaporkan terdeteksi di seluruh dunia.

4. Mengandung Sejumlah Mutasi

Varian R.1 adalah salah satu varian yang mengandung sejumlah mutasi, di antaranya D614G dan W152L yang terbukti meningkatkan kemampuan menular. Artinya, diduga lebih menular dibanding varian lain, meski masih butuh penelitian untuk memastikannya.

Dikutip dari Prevention, CDC menunjukkan bahwa tingkat serangan varian R.1 3-4 kali lebih tinggi di antara penduduk yang tidak divaksinasi dan profesional kesehatan dibandingkan mereka yang divaksinasi. Organisasi tersebut juga mencatat bahwa data menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 kemungkinan kurang efektif terhadap R.1.

CDC juga menemukan varian R.1 memiliki kemungkinan infeksi ulang, dengan beberapa penemuan yang menunjukan kekebalan alami tubuh tidak terlalu bisa menahan varian ini.

Mantan profesor Harvard Medical School William A. Haseltine mengatakan lima variasi yang ditemukan di R.1 dapat menyebabkan peningkatan resistensi terhadap antibodi. Ini berarti bisa membuat varian lebih baik dalam menghindari antibodi yang dibuat dengan memiliki vaksin dan pada mereka yang sudah terinfeksi.

5. Masuk ke dalam Variants Under Monitoring

Saat ini, WHO belum memasukkan varian R.1 ke dalam kategori variant of concern (VOC) maupun varian of interest (VOI). Varian R.1 saat ini ada di kategori 'Variants Under Monitoring', yang semula disebut 'Alerts for Further Monitoring'. Meski telah menyebar di 47 negara bagian di AS, CDC juga belum mencantumkan R.1 sebagai variant of interest (VOI) ataupun variant of concern (VOC).

CDC menunjukkan bahwa tingkat serangan virus ini 3-4 kali lebih tinggi pada orang yang tidak divaksinasi dibandingkan mereka yang divaksinasi. Data menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 mungkin kurang efektif terhadap R.1.


[Gambas:Video CNBC]

(rah/rah)

0 Response to "Sederet Fakta Varian R1 Mutasi Baru Virus Corona Covid-19"

Post a Comment